Pembangunan ekonomi dalam wujud Otsus Plus


Inilah Bentuk Upaya Pemerintah Untuk Memajukan Papua

Jayapura (26/08) — Kunjungan  Presiden dalam rangka peresmian Sail Raja Ampat  ke Papua dan Papua Barat yang di jadwalkan selama 3 hari, selain itu membahas kesepakatan antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Papua mengenai pembagian kewenangan untuk pasal-pasal yang menyangkut moneter dan ekonomi yang akan masuk dalam Rancangan Undang-Undang Pemerintahan Otonomi Khusus di Papua dan Papua Barat (Draft Otsus Plus), Senin (25/08).

Didalam pertemuan tersebut terdapat satu dari empat hal yang di utarakan Gubernur Papua Lukas Enembe, S.IP, MH., yang sampaikan kepada Presiden saat bermalam di Biak. “Keempat menyangkut pasal-pasal strategis untuk pembangunan ekonomi di Papua, terutama kewenangan Pemerintah Daerah dalam hal ini gubernur dalam hal kehutanan, perikanan, Sumber daya Alam dalam pengertian termasuk pertambangan, itukan mereka hanya meminta pertimbangan gubernur bukan persetujuan, yang kita ajukan persetujuan.
Menurut Presiden, kata Gubernur, mengenai perikanan dan pertambangan masih masuk akal, tapi tentang kehutanan presiden meminta agar Papua bisa lebih hati-hati, karena hutan Papua saat ini sedang menjadi sorotan dunia. 

“Jadi kehutanan memang beliau sampaikan untuk hati-hati, mana yang menjadi kewenangan daerah dan mana yang menjadi kewenangan pusat, karena ini bisa mempunyai dampak yang luas jika menyangkut kehutanan,”imbuh gubernur.
Untuk mengejar waktu, Gubernur mengaku pihaknya pada hari yang sama setelah pembicaraan dengan presiden, telah menyepakati beberapa hal yang selama ini menjadi sandungan dalam proses harmonisasi di Kementerian dan Lembaga. “Malam juga kita sudah sepakat, mana-mana yang kita setujui, mana yang harus mendapat pertimbangan, dan hal-hal yang tidak bisa sama sekali (diterima) kita kasih ke pusat. 

Menurut Gubernur, Presiden SBY menginginkan dalam waktu satu bulan tim asistensi daerah dan pihak kementerian dan lembaga telah menyelesaikan proses harmonisasi, dan empat hal ini harus di clear-kan dalam minggu ini. “Kalau kehutanan memang menjadi persoalan, tapi yang lain tidak ada masalah dan presiden tidak mempersoalkannya, tapi kehutanan memang harus hati-hati. 

Untuk MRP yang juga masih menjadi batu ganjalan, dimana dari Pemerintah provinsi Papua Barat menginginkan keberadaan MRP ada di masing-masing Provinsi di Tanah Papua, namun dari para anggota MRP tetap berkehendak keberadaan MRP hanya satu, Gubernur pun telah meminta mereka untuk bisa menyelesaikan perbedaan tersebut pada minggu ini.

Sementara itu, Gubernur mengaku jika pertemuan dengan Presiden memang dirinya tidak bicara banyak, tetapi ada empat hal yang ia sampaikan termasuk juga mengenai pembahasan pasal-pasal ekonomi yang masuk dalam Draft Otsus Plus.
Selain itu masih ada tiga hal lain yang ia sampaikan kepada presiden.
“Pertama kita menyampaikan terimakasih selama sepuluh tahun kepemimpinan, bahkan lebih dari 10 tahun, fokus perhatian beliau terhadap Papua sangat besar. Kita sampaikan terimakasih para Bupati, Muspida semua hadir dan harapan-harapan kita juga kita sampaikan kepada presiden baru,” ujarnya.
“Apa yang sudah baik dilakukan beliau di Papua bisa dilanjutkan oleh Presiden yang baru, terutama kebijakan afermasi termasuk pemahaman terhadap Papua yang melaksanakan UU Otsus, itu kita minta diteruskan ke presiden yang baru,” sambung Gubernur.

Kemudian kami juga menyampaikan terimakasih untuk 10 tahun dibawah kepemimpian Presiden banyak kebijakan dalam bentuk perhatian serius, regulasi yang sudah banyak dikeluarkan untuk kepentingan Papua.

Kedua adalah menyangkut moneter dan keuangan. Disitu, menurut Gubernur, Papua mengajukan 10 persen dari DAU nasional, 2 persen dari dana infrastruktur dari dana APBN, dan dari hasil harmonisasi, Departemen Keuangan (Depkeu) tidak memberi komentar atau apapun, namun sudah ada penawaran 4 persen dan 2 persen setara DAU, bukan lagi APBN khusus infrastruktur.

“Ini belum diputuskan oleh Depkeu sehingga dikembalikan ke Presiden, kita laporkan kemarin dan beliau sarankan harus minggu ini siap. Kemarin kita rapat dan biar moderat kita turunkan 5 persen, seperti itu. Kalau Depkeu bertahan harus 4 persen ya kita sepakat, tapi kalau mau moderat kami minta 5 persen,” ucap Gubernur.

Kemudian hal ketiga yang disampaikan Gubernur kepada Presiden adalah menyangkut Partai Politik lokal. “Itu dasar pemikiran Papua karena disini ada sistem pengangkatan, itu kita mau diwadahi oleh satu Parpol lokal, tapi terkesan pusat menanggapi bahwa kalau ada Parpol ada kecurigaan-kecurigaan seperti itu, padahal mau kita pengangkatan tidak perlu, harus wadahnya Parpol lokal, sehingga saudara-saudara kita yang berseberangan bisa diakomodir di Parpol lokal,mau kita seperti itu, tapi dikembalikan kepada kita dan masih diselesaikan di tingkat atas,” pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Free Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Website templateswww.seodesign.usFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver